Cara Penangkaran (breeding) Kenari

Untuk memulai penangkaran tentunya kita harus menyiapkan sepasang indukan yang akan dikawinkan. Dalam memilih calon indukan tersebut selain kualitas calon indukan tersebut yang perlu diperhatikan adalah umur dari calon indukan kenari. Saya memilih kenari yang memang sudah benar –benar siap umur untuk dikawinkan. Untuk betinanya jenis AF atau lokal minimal saya memilih yang sudah berumur 7 bulan, meskipun terkadang ada beberapa kenari betina saya umur 5 bulan sudah birahi, namun saya akan mengawinkannya pada umur 7 bulan untuk menjaga kualitas kesuburannya. Untuk kenari jantan biasanya saya memilih yang sudah berumur minimal 8 bulan untuk jenis AF atau lokal, biasanya di umur tersebut kenari jantan sudah cukup gacor dan birahi.
Dari segi fisik kenari jantan yang siap kawin ditandai dengan bentuk pen
(bagian kloaka/anus) yang semakin bulat memanjang dan kemerahan. Untuk kenari betina yang siap kawin bisa kita lihat di bagian sekitar perut dan kloaka yang sudah bersih dari bulu dan bagian kloaka yang sedikit melebar.
Penjodohan saya lakukan dengan menempelkan/mendekatkan kandang kenari jantan dan betina setiap hari di saat penjemuran pagi hari (Pk. 07.00 -09.00) kemudian saya pisahkan kandangnya sampai sore hari mulai pk. 15.00 – 17.00 didekatkan lagi. Bilamana kenari jantan sudah tampak agresif dan birahi begitu juga dengan betinanya kelihatan sudah siap dibuahi dengan ciri mengepak – ngepakkan sayapnya maka jantan dan betina saya satukan dalam satu kandang khusus penangkaran (kandang box) yang telah disiapkan kotak sarang di sudut kandang. Biasanya proses penjodohan ini sekitar 6 hari atau satu minggu. Penempatan dalam satu sangkar berdua biasanya berlangsung tidak lama sampai betina benar-benar dikawini. Setelah itu jantan dipisahkan, tidak lama kemudian sekitar sehari sampai dua hari setelah dipisah betina akan bertelur bertelur 3-4 butir.
Biasanya, bila bertelur sampai hingga 4 butir saya lebih memilih mengambil 1 atau 2 butir telur sehingga indukan akan mengerami 2 atau 3 butir saja sedangkan sisanya akan saya taruh di kenari ‘babuan’ untuk dierami. Hal ini untuk menciptakan kualitas anakannya, karena indukan tidak akan maksimal bilamana mengasuh empat ekor anakan sekaligus. Di penangkaran saya memang semua anakan diasuh oleh indukannya hingga makan sendiri.
Dalam hal menggenjot produktifitas saya berikan ektra food yang mendukung. Agar terpacu birahi dan produktifitas cukup saya berikan telur puyuh rebus, sayuran dan didukung oleh beberapa vitamin. Setelah menetas indukan dibiarkan mengasuh anakannya hingga besar dan dapat makan sendiri. Biasanya, anakan diasuh indukan hingga umur 28 hari. Dengan cara alami diasuh indukan akan meningkatkan kualitas pada anakannya sendiri daripada anakan dipanen di usia dini dan diasuh pemilik.
Dari pengalaman memanen anakan umur sebulan lebih aman daripada lebih awal, karena memanen pada umur tersebut anakan sudah bisa makan sendiri, meskipun masih tahap belajar makan. Kalaupun ada yang belum bisa makan sendiri, hanya butuh 1-2 hari disuapi selanjutnya makan sendiri. Burung yang dibiarkan makan sendiri akan lebih mandiri dan biasanya anakan lebih cepat bunyi. Anakan umur 1 bulan sudah bisa dipindahkan ke kandang yang lebih besar disatukkan dengan anakan lainnya.
Dalam hal menjaga kualitas yang dihasilkan maka kebersihan kandang selalu saya perhatikan. Dengan menjaga kebersihan kandang, kualitas produksi lebih maksimal. Untuk membersihkan kandang dilakukan setiap hari dan sedikitnya sebulan sekali seluruh kandang disterilkan menggunakan disinfektan juga terkadang menggunakan pembasmi kutu. Guna menjaga kesehatan burung sisa – sisa ekstrafooding seperti rebusan telur, segera dibersihkan menjelang sore hari, untuk menghindari jangan sampai sisa ekstrafooding yang sudah basi termakan oleh burung.
Sekian sharing pengalaman saya dalam menangkar kenari, semoga bermanfaat bagi yang membaca, dan saya berharap juga ada sharing atau masukkan – masukkan dari rekan-rekan sesama pecinta burung kenari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar